WHY AZHAR ????

MEMBANGUN JEMBATAN ASA
Terketuk dalam diri ini suatu angan – angan dan harapan,yang mana ketika itu aku bingung hendak melanjutkan kemana program pendidikan yang akan aku  lanjutkan setelah usai masa paska pengabdianku Di pondok. Namun dalam lubuk hati yang paling dalam aku mempunya impian yang begitu mendalam agar kelak dapat melanjutkan study Di Timur Tengah, entah apa yang terdapat dalam benak fikiranku pada waktu itu, spontanitas aku tergiur akan kata Al-Azhar, Jujur awal awalnya sedikit teropsesi dalam novel karya Habiburrihman Al-Sirezi yang berjudul  Ayat – Ayat Cinta hehehe…. Yang mana diceritakan dalam novel tersebut pusat suatu peradaban islam tertua yang hingga saat ini masih bermanhaj wasathiah ialah Al-Azhar Asyarif, dan disamping itu ketua yayasan Pondok Madianh yang pondok tersembut adalah tempat naungku tempatku dibesarkan dan dididik, Beliau Ky.H.Kurnia Rozali Lc Alm. Salah satu serjana lulusan timur tengah yang begitu luarbisa dalam segi keilmuannya,kepribadiannya bahkan yang paling menonjol adalah ketegasan dalam kepemimpimpinannya. Dan aku mulai tergiur agar kelak aku bisa seperti beliau.
Lambat laun berlalu,hari demi hari dan waktu demi waktu silih berganti kini tiba saatnya aku menentuka pilihanku,dan pada waktu inilah aku merasakan suatu kegelisahan antara mengejar impianku belajar diluar negri atau mengambil Universitas  yang ada Di Indonesia,dan pada akhirnya aku mengikuti ujian test Di Perguruan Tinggi Negri yang ada Di Indonesia sembari mengikuti test Ketimur Tengah yang diadakan oleh Kemenag. Ketika saat pengumuman tiba dan hasilnya Walhamdulillah,dari Perguruan Tinggi Di Indonesia yang aku pilih tidak ada satupun yang lolos.sempat sedikit bingung ketika waktu itu apakah harus lanjut dijalur mandiri atau tidak ?? “hati ini bertanya – tanya.”
Ketika diumumkannya hasil dari Kemenag RI  Sungguh luarbiasa rencana Allah, Rasa syukur yang tiada tara akupun lolos dalam test tersebut dengan rasa gembira dan duka menyelimuti diri ini, karna mempertimbangkan dengan keadaan yang mana saya sendiri anak terakhir dari empat bersaudara dan melihat kondisi orang tua yang sudah lanjut usia,dan faktor ekonomi yang begitu membuatku hampir pupus dari harapan karena saya pribadi bukan kalangan keluarga yang kaya akan harta, dan dari situlah aku mulai berfikir bagaimana caranya aku dapat meringankan beban orang tua dalam segi ekonomi akupun mulai bekerja dipercetakan depan rumahku sembari menunggu tanggal keberangkatan.
Suatu ketika akupun pernah berfikir dan berbicara “ apa saya sekolah di jawa atau di lampung, agar dekat dengan orang tua,bisa menengok kapanpun yang kau mau, toh masih banyak dari unversitas yang membuka jalur mandiri ” tutur diriku sendiri, aku mulai berfikir lagi dan terus menggali intisari dari setiap apa yang aku alami, dari pada aku bingung mendaftar dan mengurus test kuliah dijalur mandiri lebih baik aku syukuri dan aku terima apa yang diberika Allah kepadaku, aku yakin pastiini semua sudah ada yang mengatur, Karena Allah memberikan apa yang kita inginkan , melainkan apa yang kitabutuhkan.  Hingga akhirnya aku putuskan untuk menuntut ilmu kenegri seribu menara, dengan modal sedikit nekad dan keyakinan yang kuat dan diiringi oleh rasa optimis yakin saya bisa. Seperti yang dikatakan Imam Syafi’I “ Safir tajid ‘iwadon” yang artinya bepergianlah niscaya kau akan menemukan ganti dari apa yang nengkau tinggalkan.
Sempat terbenak dalam naluri “ Mengapa harus menuntut ilmu di Al-Azhar ??? toh masih banyak tempat – tempat untuk menimba ilmu agama yang ada Di Indonesia”  lalu itu semua saya kembalikan dan flasback ke planing dalam diri saya bahwa itu adalah salah satu keinginan  saya, yang mana ingin langsung belajar dari sumber peradabannya dan menginginkan ilmu yang bersanad dari masayikh” Azhar, agar mengetahui secara detail dan hakikatnya suatu hukum –hukum dalam bidang syari’ah islamiyah. Jadi ringkasnya saya meneruskan study di Al-Azhar ingin belajar langsung dari sumber peradabannya.  Lalu disamping itu saya ingin belajar melatih mental dan pribadi saya sendiri untuk hidup mandiri yang mana jauh dari keluarga dan kerabat, karena suatu kelak pasti kita akan mengalami perpisahan dan tidak hidup ketergantungan oleh orang tua. Disamping itu juga  melatih karakteristik individual untuk memulai kehidupan yang baru yaitu keluar dari zona nyaman. Agar kita terbiasa dalam setiap lika – liku kehidupan.
Dan kini kurang satu bulan aku telah menginjakkan kaki ditanah mesir sedikit, demi sedikit aku mulai mengenal mesir dan akan ku jalani dengan rasa lapang hati untuk mendapatkan suatu pelajaran dan pengalaman yang baru untuk menggali potensi yang lebih berarti yang kelak menjadi bekal dimasa depan ku . Life Is Adventure  dengan motto taklukkanlah mesir ! Jika tidak kau yang akan ditaklukkan olehnya

Cairo,Nasr City,11 Januari 2019
Masisir Menulis
Catatan Al_

Komentar

  1. Subhanallah luar biasa akhi perjuangan antm, ini semua sangat memotivasi kami dalam berjuang ,karna memang saya akui untuk menggapai cita-cita itu memang butuh perjuangan yg sangat ekstra... Selamat berjuang akhi asoka ..Si krispi onta ...Jhaa haa haa afwan yaa. .. Hamasah in your study

    BalasHapus
    Balasan
    1. Afwan ukht.
      Itu semua berkat doa" antun , antum semua asykuruku lillah..

      Bismillah..

      Sling mndoakan .#nyilll

      Hapus
    2. Siap , Setuju Banget akhi kita saling mendoakan ,jangan khawatir krispi onta orang tua antm pasti ada dalam penjagaan Allah, fokuslah untuk menuntut ilmu disana karna perjuangan antm sungguh luar biasa ,jngan kau anggap ini semua hanya biasa biasa saja ..Karna tak semua orng bisa seperti mu ..Hamasah KRISPI ONTA. . jhaa haa .☺☺

      Hapus

Posting Komentar